TAKDIR 14

TAKDIR 14

Hujan
Rintikan nada yang tak beraturan
Membawakan ketenangan
Dalam jiwa yang berantakan

Rindu
Rasa ini begitu menggebu tebu
Saat teringat dirimu
Dan kenangan masa lalu

Petir
Suara yang menggelegar
Menghantam kesunyian malam
Membuat rasa takut merebak

Malam yang gelap
Dibawah guyuran hujan
Dentuman petir yang gemerlap
Suara angin malam senyap

Kembali ku renungkan diri
Dalam diri yang bertali
Melihat apa yang ku hadapi
Merasakan apa yang ku alami

Takdir ini sedang bermain
Jauh dari perkiraan
Sulit untuk ku hindari
Sulit pula untuk ku terima

saksi bisu rindu mendalam
Menghantarkan kesepian
Dalam ketakutan
Risau hatinya

Pertanyaan terlintas di otak
Akankah menetap
Atau hanya lewat
Ragu menyelimuti

Hati kecil ini berbisik
Jangan kau ragukan itu
Semua akan kembali
Jika itu hak milik

Nafsu hati terdalam
Hilang begitu saja
Semua yang ku inginkan
Berubah tak lagi berguna

Cerita sudah keluar alur
Mengikuti takdir
Akankah hati ini sadar
Tentang Takdir yang tercipta

Kan ku langkahkan kembali
Menuju tempat yang asri
Tepat yang ku tinggali
Lingkungan yang lama tak dijumpai

Diri ini sadar
Kau bukan untukku
Hadirku seakan figuran bagimu
Lain hal denganku

Entah mengapa engkau terlihat sempurna di mataku
Kau elok
Engkau rumah yang kucari
Namun aku bukan rumah yang kau cari

Terimakasih telah singgah
Walau tak sungguh
Hadirmu lebih dari cukup
Peran mu sudah usai

Kamu bagaikan buku diary
Setiap lebaran penuh kenangan
Akan ku baca jika ku merindu
Selalu tersimpan rapih

Tersadar diri ini
Hadirku tak lagi berguna
Tak lagi mempunyai arti
Terbuang begitu saja

Mari melangkah
Walau beda arah
Memang sulit melepaskan
Terimakasih telah hadir 14.

Pojok Siswa Puisi